![Picture](/uploads/6/0/0/4/60042507/502991407.jpg?284)
Malahan paling rendah sepanjang ingatan manusia, sehingga dikatakan bahwa pertambahan penduduknya sangat kecii,yaitu berkisar arrtata + 0,2 7o per tahun(di Hongaria) dan sedikit di bawah 1% (diNegeri Belanda). Di banyak negara sedang berkembangangka kelahiran masih tetap tinggi, sedangkanangka kematian menurun berkat perbaikanusaha medik, pencegahan penyakit,dan berkat kemajuan sosial-ekonomi.
Dinegara-negara ini pertumbuhan penduduk berkisar antara 2/zTo dan bTo per tahun. Bila pertumbuhan itu 3To per tahun, penduduknya akan bertambah menjadi duakali lipat tiap 23 tahun, sehingga dalam 92tahun jumlahnya menjadi 16 kali lipat.I{ampir semua negara di dunia sekarang menganggap bahwa bagi wanita harus ada periode pembatasan kelahiran (kontrasepsi)sesudah tiap kehamilan.
Jarang sekali seorang ibu langsung ingin hamil lagi seteiah melahirkan anak yang sehat. Kehamilan beruntun sering merugikanibu dan anak.Di bar-ryak negara, kehamilan yang takdiharapkan (graviditas) bagaikan disambutdengan putus asa oleh sang ibu. Apabila carapengaturan kelahiran yang baik tidak diketahui, sebagian besar kaum ibu akanmencari sendiri cara membatasi kehamilan, yakni dengan pengguguran buatan atauabortus provokatus (lihat Al-.ortus). Jikakerap kali orang dihadapkan kepada kesengsaraan kehamilan yang tidak diharapkandan kisah sedih abortus, makin ku.atlahalasan untuk menangani pengaturan ke-lahiran dengan baik. Dalam hal ini, tanpamemperhitungkan masalah budaya, banyakterdapat persarnaan antara Indonesia, Nigeria, Kenya, Amsterdam, dan Utrecht,misalnya. Baik di negara kaya maupundi negara miskin makin banyak pria danwanita rnenerapkan salah satu dari banyak bentuk pembatasan kehamilan.
Kaum Hernhutter di Amerika Utara hingga belum larna berselang masih mencapai jumlah maksimal biologik rata-rata 12 anaktiap pasang suami-istri. Sekarang jumlahini, juga di negara sedang berkembangsudah jarang dijumpai. Di negara kaya,angka kelahiran turun hampir bersamaan dengan angka kematian; terjadinya sudahsebelum kemajuan besar dalam ilmu kedokteran menjadi kenyataan. Faktor penyebabnyaialah perkembangan ekonomi,industrialisasi, urbanisasi, dan apa yang disebut kapilaritas sosial (*). Cara konvensional,misalnya pengeluaran spermadi luar vagina waktu sanggama (coitusinteruptus), menduduki tempat yang pentingdalam pengaturan kelahiran.
Di negara-negara miskin, angka kematianmenurun setelah ada berbagai penemuanbesar di bidang ilmu kedokteran preuentif (mencegah penyakit atau mencegah parahnyapenyakit) dan kuratif (penyembuhan dengan memberikan obat danfatau misalnyadengan pembedahan). Tetapi angkakelahirannya tetap tinggi, yang meng-akibatkan ledakan penduduk yang luarbiasa sejak pertengahan abad ini. Informasi penting seputar diabetes dan obatnya dapat dilihat di link ini http://caramengobatidiabetesmelitus.net/menormalkan-kadar-gula/cara-menurunkan-kadar-gula-darah-secara-alami-yang-paling-aman/
Dinegara-negara ini pertumbuhan penduduk berkisar antara 2/zTo dan bTo per tahun. Bila pertumbuhan itu 3To per tahun, penduduknya akan bertambah menjadi duakali lipat tiap 23 tahun, sehingga dalam 92tahun jumlahnya menjadi 16 kali lipat.I{ampir semua negara di dunia sekarang menganggap bahwa bagi wanita harus ada periode pembatasan kelahiran (kontrasepsi)sesudah tiap kehamilan.
Jarang sekali seorang ibu langsung ingin hamil lagi seteiah melahirkan anak yang sehat. Kehamilan beruntun sering merugikanibu dan anak.Di bar-ryak negara, kehamilan yang takdiharapkan (graviditas) bagaikan disambutdengan putus asa oleh sang ibu. Apabila carapengaturan kelahiran yang baik tidak diketahui, sebagian besar kaum ibu akanmencari sendiri cara membatasi kehamilan, yakni dengan pengguguran buatan atauabortus provokatus (lihat Al-.ortus). Jikakerap kali orang dihadapkan kepada kesengsaraan kehamilan yang tidak diharapkandan kisah sedih abortus, makin ku.atlahalasan untuk menangani pengaturan ke-lahiran dengan baik. Dalam hal ini, tanpamemperhitungkan masalah budaya, banyakterdapat persarnaan antara Indonesia, Nigeria, Kenya, Amsterdam, dan Utrecht,misalnya. Baik di negara kaya maupundi negara miskin makin banyak pria danwanita rnenerapkan salah satu dari banyak bentuk pembatasan kehamilan.
Kaum Hernhutter di Amerika Utara hingga belum larna berselang masih mencapai jumlah maksimal biologik rata-rata 12 anaktiap pasang suami-istri. Sekarang jumlahini, juga di negara sedang berkembangsudah jarang dijumpai. Di negara kaya,angka kelahiran turun hampir bersamaan dengan angka kematian; terjadinya sudahsebelum kemajuan besar dalam ilmu kedokteran menjadi kenyataan. Faktor penyebabnyaialah perkembangan ekonomi,industrialisasi, urbanisasi, dan apa yang disebut kapilaritas sosial (*). Cara konvensional,misalnya pengeluaran spermadi luar vagina waktu sanggama (coitusinteruptus), menduduki tempat yang pentingdalam pengaturan kelahiran.
Di negara-negara miskin, angka kematianmenurun setelah ada berbagai penemuanbesar di bidang ilmu kedokteran preuentif (mencegah penyakit atau mencegah parahnyapenyakit) dan kuratif (penyembuhan dengan memberikan obat danfatau misalnyadengan pembedahan). Tetapi angkakelahirannya tetap tinggi, yang meng-akibatkan ledakan penduduk yang luarbiasa sejak pertengahan abad ini. Informasi penting seputar diabetes dan obatnya dapat dilihat di link ini http://caramengobatidiabetesmelitus.net/menormalkan-kadar-gula/cara-menurunkan-kadar-gula-darah-secara-alami-yang-paling-aman/